RSS

Kamis, 18 Agustus 2011

Makna Ramadhan di Hari Kemerdekaan

Manusia pada dasarnya dalam menjalani kehidupan ini semata-mata hanya untuk ber‘ibadah dalam segala hal perbuatan dan tindakannya, karena kehidupan Allah niali bukan atas dasar kekayaan, kepintaraan, keindahan fisik atau kesempurnaan, boleh jadi orang yang miskin, hina mata manusia akan tetapi mulia dimata Allah, boleh jadi ketidak sempurnaan harta dan fisik seorang sempurna keimanannya dihadapan Allah, kemulyaan dan kesempurnaan manusia adalah berdasar pada ilmu, amal serta iman seseorang. Pada bulan ini bulan ramadhan tahun hijriah bertepatan bulan agustus tahun masehi adalah mengingkatkan kita di 66 tahun yang lalu akan proklamir kemerdekaan Indonesia, Ramadhan meiliki nilai ‘ibadah dalam segala amal di hari-hari puasanya sebagai bukti otentik keberislaman seseorang, Puasa (syiam) artinya menahan diri dari segala yang membatalakan puasa seperti makan, minum dan menahan hawa nafsu dimulai dari sejak fajar samapi terbenamnya matahari, puasa juga sebagai ibadah yang mulia kepada allah, puasa di bulan Ramadhan terdapat banyak, hikmah, barakah, Rahmah, dan ampunan, didalamnya terdapat keistimewaan lailatul qadar sebagai kesempurnaannya. Merupakan satu yang patut di syukuri jika kita berjumpa untuk berpuasa di bulan Ramadhan dan kiranya kita tidak menyianyiakan kesempatan tersebut, namun hendaknya meman fa’atkan kesempatan dengan sebaik-baiknya, Allah memberikan keistimewaan pada bulan Ramadahan ini, bahwasanya amalan ramadhan dapat menutup pintu neraka membuka pintu syurga, Subhana allah, allah telah menempataakan bulan ramadhan sedemikian mulyanya, Allah memberikan ganjaran yang sangat besar dan berlipat melebihi amalan di bulan-bulan lain, dengan demikian mari kita sebagai umat islam berlomba-lomba ( Berfasatabiqul khairat ) dalam beribadah kepada Allah S.W.T, tolong menolong sesama hamba Allah dan saling menasehati dalam kebaikan, itulah indahnya islam.

Rasulullah saw. memberikan sambutannya menjelang Bulan Suci Ramadhan. “Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan”. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunnah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban. Ramadhan merupakan bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga. Ramadhan merupakan bulan santunan, bulan yang dimana Allah melapangkan rezeki setiap hamba-Nya. Barangsiapa yang memberikan hidangan berbuka puasa bagi orang yang berpuasa, maka akan diampuni dosanya, dan dibebaskan dari belenggu neraka, serta mendapatkan pahala setimpal dengan orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang berpuasa tersebut”. (HR Khuzaimah). Nabi kita menyebutkan 8 keistimewaan Ramadhan dibandingkan bulan-bulanlainnya salah satunya yaitu : Syahrun Azhim ( Bulan Yang Agung ) Azhim adalah nama dan sifat Allah Ta’ala. Namun juga digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Sesuatu yang diagungkan Nabi tentulah memiliki nilai yang jauh lebih besar dan sangat mulia dengan sesuatu yang diagungkan oleh manusia biasa. Alasan mengagungkan bulan Ramadhan adalah karena Allah juga mengagungkan bulan ini. Firman Allah, “Waman yu’azhim sya’iirillah fa-innahha mintaqwal quluub, barang siapa mengagungkan syiar-syiar agama Allah, maka itu datang dari hati yang bertakwa.” Diagungkan Allah karena pada bulan inilah Allah mewajibkan puasa sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Allah yang maha pemurah penyayang menetapkan dan mensucikan bulan ini kemudian memberikan segala kemurahan, kasih sayang, dan kemudahan bagi hamba-hamba yang ingin mendekatkan diri kepada-Nya. Bulan ini adalah bulan penuh makna di mana memetik nilai dan pelajaran didalamanya, salah satunya pemebenatukan jiwa menjadi baik, artinnya sesorang dengan berpusa dididik untuk dapat sabar, kuat dan merasakan apa yang dirasakan oleh kaum duafa dari rasa lapar harus dalam kehidupan keseharaian mereka, sehingga bagi mereka yang meiliki kemampuan lebih hendaklah berbagi, berbagi dalam hal kasih dan sayang serta kepudilan antar insan manusia, selain itu juga bulan ramadhan hendaknya di jadikan sebagi bulan berfasta biqul khirat dalam ‘ibadah pada Allah S.W.T, masih banyak nilai-nilai yang terkandung dalam bulan ramadhan, tak terkecuali bangsa indoonesia pada bualan ramadhan menjadikan sebagai bulan yang bersejarah sebagi hari kemerdekaan bangsa, proklamir kemerekaan yang di sampaikan oleh Ir. Soekarno dan Muh. Hatta. Mereka adalah pemimpin bangsa yang pertama, sudah tak sepatutnya bagi segenap Rakyat Indonesia untuk tidak melupakan sejarah, darah para pejuang dulu menjadi saksi bagai kemerdekaan bangsa ini, jiwa dan raga mereka korbankan untuk negeri ini, dengan pengharapan bahawa rakyat Indonesia yang selanjutnya akan merasakan kebebasan dalam hidup dan menikmati kesuburan negeri ini secara untuh, namun apa yang diharapkan adalah sunguh sangat berbanding terbalik, Moral anak bangsa kini sudah hancur akibat pengaruh budaya asing yang masuk di negri ini, kemiskinan masih mewabah disegenap penjru negri, kebodohan masih menimpa apada anak negeri, Pengangguran kian merejalela, kesejahteraan rakyat yang sudah terkontaminasi dan matinya jiwa sosial yang tak berperi kemanusiaan pada pemimpin yang berkuasa, itulah sebabnya kemerdekaan yang di deklarasikan di bumi bangsa tercinta ini.

Kemer dekaan bagi indonesia saat ini hanya dijadikan hari peringatan saja. sebuah rutinnitas kegiatan formal yang formalitas, yang lebih parah kemerdekaan di bagsa ini hanya menjadi sebuah catatan sejarah dan cerita, tanpa mengaplikasikan dan memetik nilai juang dari kemerdekaan, yang bertekaad untuk menjadi negeri yang maju lagi damai, adil dan makmur yang pernah dirumuskan oleh para pendahulu negeri ini. Kemerdekaan hanya sebagai syarat untuk menuju kebebasan kesejahtaran serta kemakmuran untuk rakyat.

Bangsa ini dari sejak dekalarasi kemerdekaan sudah sudah menginjak 66 tahun lamanya dalamhitungan tahun masehi sedang hitungan hijriah 68 th Indonesia merdeka, kita belum mersakan terlepasnya dari penjajah dan penjahan, kemerdekaan kita hanyalah sebuah ilusi dari pernyataan kemerdekaan, tak ada kesejahteraan rakyat yang merakyat di hari-hari setelah merdekanya indonesia. dimasa Presiden pertama Ir. Soekarno setelah kemerdekaan di isi dengan perumusan hukum-hukum kehidupan kesatuan dan pembersatuan bangsa masa itu disebut masa orla (orde lama), kemudian berlanjut keorde baru dengan gagasan demokrasi terpimpin, hanya berjalan 32 tahun, sedikitnya hanya mengrarah pada titik progaram keberlanjutan orla dengan melaksanakan pembangunan. ini adalah ciri kepemimpinan masa presiden yang ke dua yaitu Jend. H. M. Soehato, yang jatuh runtuh oleh tangan-tangan kaum muda, karena dari kepemimpinannya yang dianggap kurang teransparan denan ciri kepemimpinannya di sebut dengan kepemimpinan demokrasi terpimpin, hingga orang beranggapan negara seolah-olah dikendalaikan atas titah dan kebijakannya, soeharto diruntuhkan oleh pemuda yaitu para mahasiswa dari segenap penjuru nusantara bersatu dengan satu tujuan tepat pada tahun 1998, kembali darah nyawa tertumpah dan menjadi saksi bisu dari sebuah harapan perubahan bangsa ini kala, akhirnya dengan desakan tersebut presiden Soeharto memproklmirkan diri menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden pada masa itu. Selanjutnya maka lahirlah Generasi sesudahnya dengan menyebut masa Reformasi, perputaran gejolak terus berlalu silih berganti, gejolak dan dampak merambah di seluruh sector mulai dari sistem kenegaraan, baik dalam tatanan kepemerintahan, serta kerakyatan, mulai dari sector kesosialan, begitu pula dengan kebijakan yang hanya ditentukan, kebijakan hanya ditentukan oleh pemimpin yang berkuasa sehinga pedoman kebangsa ini kerap kali berganti mengikuti penggantian kepemimpinan yang berkuasa, akhirnya rakyat hanya dijadikan kambing hitam dari kebijakan-kebijakan mereka yang tidak konsisten dan tidak tepat sasaran, kebijakan-kebiajakan mereka penguasa terkadang menjadi tidak jelas,dapat saya simpulkan dari fenomena bangsa ini mulai sejak Orde Lama (Orla) terkenal dengan kepemimpinan strutural, Orde Baru ( Orba ) berjenis kepemimpinan demokrasi terpimpin, masa ketiga Reformasi Demokrasi yang transparansi penuh dengan kontra fersi, Reformasi mengatakan kebijakan yang merakyat untuk rakayat, namun sampai pada saat ini kebiajakn untuk rakyat tak dirasakan oleh rakyat, kemudian dimasa sekarang ini demokrasi the sentrlisasi yang mengakui tipe kepemerintahan dengan dalih kebijakan kepemerintahan yang disesuaiakan dengan angaran dari hasil daerah yang menyebut kebijakan otonomi daerah, kebijakan ini hanya menambah suram tak menjadi solusi yang soluktif bagai perubahan bangsa di setipa derah malah menambah pelaku korup.

Kebijakan kepemimpinan otonomi yang dilimpahkan oleh pemerintah daerah dengan the sentarlisasi, berharap dengan kebijakan otonomi daerah dapat membangun daerah itu sendiri, untuk saat ini kebijakan yang diberikan itu mejadi salah kaprah bahwa pemerintah daerahlah menentukan segalanya, pada akhirnya kebijakan ini lebih banyak memiliki damapak negatinya ketimabang positifnya, meski ada segi positifnya itu hanya sebahagian saja, dari kebiajakan otonomi daerah yang salah kaparah ini berdampak merubah keadaan menjadi lebih baik bahkan menjadi terpuruk, salah satu contoh saja para pelaku pemerintah kita hobi dengan korupsi meski ada lembaga Anti korupsi, mereka para korup iti tak sebanding banyaknya warga di negri ini namun dampaknya mengena pada seluruh individu rakyat, Astghfirullah, kiranya kita ber harap dan berdo’a mereka sadar dan segera bertaubat, membela dan berjuanag unuk negeri, jika saja dulu pejung kita mengorbankan darah, jiwa dan raga untuk mencapai merdeka, tapi kenapa mereka yang kini mengaku pejuang siap membela negri mencari korban untuk di korupdi, jika jiwa-jiwa itu yang tertanan pada wakil dan pemimpin di bangsa ini sulit rasanya bangsa ini untuk mencapai kesejahtraan akibat tangan-tangan jahil mereka (Koruptor). Sunguh sangat mengenaskan negeri ini.

Apakah benerkah rakayat di negri ini tidak menyukai akan kemerdekaan tapi suka terhadap penjajahan? Mana kutahu..! penindasan dan otoritas kekuasaan meraja lela. tentu saya secara peribadi mengatakan : “ Tidak rela meliahat negeri ini terjajah dan terpuruk padahal negri ini subur dan makmur, negri ini kaya raya, jika tidak dimakan oleh mereka penjajah banga (Koruptor).

Negeri ini telah setengah abad lebih menyatakan lepas dari tangan penjajah (Belanda&jepang), tiga setengah abad negri kita dijajah dan terjajah, tak sebanding dengan apa yang kita rasakan dari pedeklarasian kemerdekaan, tidak sadarkah itu wahai Rakyat Indonesia. Kemerdekaan ini kita belum terbayar dengan penjajahan mereka (belanda) kini sudah terjajah lagi, kita belum merasakan kemerdekaan yang secara utuh, kemerdekaan yang kita rasakan saat hanya simulasi dan symbol yang tertoreh saja, secara jiwa nurani apakah tidak terketuk disetiap individu rakyat Indonesia untuk merasakan kemerdekaan yang seutuhnya, oleh karnanya hendaknya rakyat di negeri ini segera menyadari akan hal itu, hilangkanlah jiwa kepenjajahan yang mengalir dalam kehidupan rakyat di bangsa ini, jika saja jiwa penjajah masih mewabah maka sulit rakyat di nusantara ini akan merasakan kesejahtaraan, keadilan dan kedamaian, sungguh sangat miris jika kita tidak untuk bersegera menyadainya. Sadarlah wahai rakyat Indonesia.

Mari kita kembali mendeklarasikan Kemerdekaan bangsa ini dari tangan penjajah menuju masyarakat sejahtera adil dan makmur, jujur serta damai. mari kita bersama-sama untuk memerdekakan negeri ini, melapsakan diri dari penjah dan penjajahan negeri, mari kita berantas para pelaku Korupsi dan tindakan korupsi, bukan hanya pada tatanan pemberantasan korupsi di tingkat pemerintah, namun dimulai pula dari setiap individu rakayat di seluruh penjuru negeri.

Wahai para pemimpin jangan kau posisikan dirimu sebagai yang memimpin, namunkatakan posisikan saya memimpin diri saya peribadi, jika kamu hendak menindas bayangkan bagaimana rasanya tertindas.

Jika kamu sebagai pemimpin berfikirlah untuk memerdekakan rakyat, bukan berfikir bagaimana menjajah rakyat. Maka wahai pemimpin teriakan di hadapan rakyatmu :” Merdeka Indonesia, Wahai negeriku bebaskanlah Indonesia dari penindasan dari penjajahan perampas hak-hak rakyat dari mereka yang mengaku mewakil rakyat yang tak berpihak pada rakyat”. Merdeka Indonesia.merdeka…!!

sumber : http://media.kompasiana.com/